Jenis-jenis Ular Peliharaan Dan Cara Perawatannya
Ular Peliharaan

Jenis-jenis Ular Peliharaan Dan Cara Perawatannya

Posted on

KICUIT.com – Jenis-jenis Ular Peliharaan Dan Cara Perawatannya – Dahulu kala, ular terkenal sebagai hewan yang ditakuti. Tapi, kini keberadaannya malah semakin digemari. Sosok yang menarik, warna kulit memikat serta jenis yang beragam menjadi sebab para pecinta ular untuk memelihara hewan bersisik ini. Saat ini pun ular berbisa juga banyak dipelihara.

Ular adalah salah satu jenis hewan yang masuk ke dalam famili reptil. Hewan ini temasuk pemakan daging atau karnivora. Umumnya, ular berkembang biak dengan cara bertelur, meskipun ada beberapa jenis yang berkembang biak secara melahirkan seperti anaconda, boa, serta ular air. Dalam pertumbuhannya, ular berganti kulit setiap satu bulan sekali. Tujuannya untuk meregenerasi sel-sel kulit yang telah rusak. Di alam hanya terdapat dua tipe ular, yakni ular berbisa (venomous) serta ular tidak berbisa (non-venomous).

Daftar Isi

Jenis Non-venomous (tidak berbisa)

Colubrid

Colubrid
Colubrid

Colubrid termasuk jenis ular yang tak berbisa. Mempunyai panjang tubuh antara 30-150 cm dengan warna serta corak yang beragam. Jenis ular ini berasal dari Amerika dan menyebar luas sampai ke Eropa, Srilanka, India, dan Indonesia. Habitat colubrid ada di ladang atau perkebunan rimbun, persawahan, serta hutan basah, Corn-snake (Elaphegutata) adalah jenis ular colubrid yang berasal dari ladang atau perkebunan rimbun. Sedangkan ular kayu atau jali (ptyas koros) berasal dari hutan basah sampai persawahan. Dari berbagai macam ular colubrid yang ada, terdapat dua jenis colubrid endemik/asal Indonesia, yaitu lanang sapi (Elaphe radiata) serta ular pohon hijau (Gunyusoma exocephala).

Colubrid termasuk ular yang gampang makan. Suka memangsa tikus maupun mamalia kecil lainnya. Untuk pemula, jenis ini sangat direkomendasikan. Sebab, colubrid mempunyai sifat yang tak terlalu agresif, warna yang menarik, dan ukuran tubuh yang tergolong kecil.

Hati-hati Dengan Jenis Colubrid Berbisa

Tidak semua jenis ular colubrid aman untuk dipelihara, ada jenis colubrid yang mempunyai bisa dan lumayan mematikan. Contohnya, matticora (ular cabai) dan bungarus (weling).

Piton

Piton
Piton

Sejumlah jenis ular piton yang cukup digemari pecinta reptil di antaranya yaitu:

  • chondro (Morelia viridis),
  • karpet (Morelia spilota),
  • molu (Python molurus),
  • regius (Python regius),
  • dipong (Python curtus), dan
  • sanca kembang (Python reticulatus).

Di habitat aslinya, piton bisa tumbuh panjnag sampai belasan meter. Contohnya, jenis reticulatus dan molurus bisa tumbuh besar sampai 10 meter. Bahkan, reticulatus bisa tumbuh sampai lebih dari 10 meter. Sedangkan, curtus atau dipong pertumbuhannya hanya sampai 2 meter, namun bantet (diameter tubuh besar).

Kebanyakan ular piton hidup di hutan-hutan hujan yang lembap dengan intensitas cahaya matahari yang cukup. Beberapa piton juga ditemukan di Hutan Sabana, Afrika sampai ke perkebunan warga. Piton mempunyai sifat yang lebih agresif dibandingkan dengan ular jenis lainnya. Untuk melumpuhkan mangsanya, piton akan melilit tubuh mangsanya dengan keras sampai tulang hewan yang dimangsanya remuk dan tidak bernyawa. Namun, dibalik sifat agresifnya tersebut, ternyata pola makan piton terbilang naik turun alias fluktuatif. Ada kalanya ditemukan piton yang malas makan, bahkan sampai berbulan-bulan. Jika dibiarkan, tidak menutup kemungkinan si piton akan mati kelaparan.

Karena itu, memelihara piton tak disarankan untuk kalangan pemula. Tapi, jika memang berniat memelihara piton, cobalah memilih phyton regius atau yang terkenal dengan sebutan ball phyton. Piton dari Afrika ini mempunyai ukuran yang tak terlalu besar dan sifat yang cenderung tenang, sehingga cocok dipelihara kalangan hobiis pemula. Ular ini suka menyantap tikus, unggas, serta mamalia sebagai makanan utama. Dalam waktu seminggu piton dengan ukuran tersebut bisa menghabiskan 1 kg kepala ayam atau 5 ekor tikus.

Boa

Boa
Boa

Boa atau boidae adalah jenis ular besar dengan panjang tubuh mencapai 4 meter. Habitatnya berada di wilayah hutan hujan tropis dengan kelembapan berkisar 50%. Ada beberapa jenis yang berasal dari Amerika dan Afrika, tetapi ada juga yang berasal dari Asia, termasuk dari Papua, Indonesia. Jenis ular boa asli Indonesia yang paling terkenal yaitu Candoia carinata (mono pohon) dan Candoia aspera (mono tanah). Sosok kedua ular ini tak kalah menarik dibandingkan dengan boa-boa lainnya. Perawatannya terbilang gampang, dan pakannya gampang dicari. Boa umumnya gemar dengan pakan berupa cicak, tikus kecil serta unggas kecil.

Jenis Venomous (Jenis Ular Berbisa)

Tak hanya ular non-venomous, saat ini banyak hobiis yang memelihara ular berbisa, dari tingkat bisa rendah, menengah, sampai yang tinggi. Di antara sejumlah jenis ular berbisa, ada dua tipe ular berbisa yang banyak digemari hobiis, yaitu boiga dan viper pohon. Jenis viper pohon, seperti T albolabris, T puniceu, dan T wagleri banyak dipelihara karena mempunyai warna yang cenderung terang serta menarik. Sedangkan Boiga nigriceps dan Boiga dendrophila gemmicinta juga banyak peminat di kalangan pecinta ular berbisa. Boiga banyak tersebar hampir di semua Kepulauan Indonesia.

Dalam hal perawatan, ular berbisa cenderung lebih sulit dikarenakan mempunyai tingkat stres dan agresifitas yang tinggi. Apalagi jenis ular ini bisa menggigit setiap saat. Dampak gigitannya pun jelas sangat berbahaya. Jika tak segera ditangani dengan benar dapat menyebabkan kelumpuhan, cacat fisik, sampai berakhir dengan kematian. Karena itu, bagi para pemula sangat tak disarankan untuk memelihara jenis ular berbisa ini.

Dilihat dari tipe bisa atau racunnya, ular berbisa dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu tipe menggigit dan tipe menggigit sekaligus menyembur. Menyembur yang dimaksud di sini berarti ular tersebut dapat menyemprotkan bisa sampai radius beberapa meter.

Bisa yang disemburkan jika terkena mata dapat menyebabkan kebutaaan, dan jika mengenai bagian tubuh yang terluka (termasuk jerawat dan bisu) bisa menyebabkan kelumpuhan, bahkan kematian. Tapi, jika tidak terkena bagian yang terluka, maka racun tidak akan bereaksi. Salah satu jenis ular yang dapat menyemprotkan bisa yaitu Naja sputatrix (cobra jawa/dumung).

Secara sederhananya bisa (racun) ular dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu neurotoxin dan hemotoxin

BACA JUGA :  Cara Mengatasi Gigitan Ular Berbisa Dan Tidak Berbisa

Neurotoxin

Jenis bisa ini menyerang sistem syaraf serta melumpuhkan jaringan otot korban atau mangsanya, seperti otot sistem pernapasan, otot jantung, serta jaringan otot vital lainnya. Jika dalam waktu 3-6 jam racun yang masuk ke tubuh tak segera ditangani bisa menyebabkan kematian.

Hemotoxin

Jenis bisa ini akan menyerang sirkulasi darah dalam tubuh korban. Reaksinya membuat sel- sel darah menjadi lisis (pecah) dan membuat darah mengumpal. Salah satu enzim yang bereaksi pada bisa jenis ini yaitu proteolytic (enzim perusak protein). Reaksi racun sangat cepat seiring dengan pembengkakan di sekitar luka gigitan. Korban akan merasa panas dan sakit yang luar biasa. Jenis ular yang mempunyai jenis bisa ini salah satunya yaitu Calosellasma rodhostoma, sering disebut juga ular gibuk atau ular tanah.

Cara Memelihara Ular Yang Baik Dan Benar

Untuk memelihara ular, hal pertama yang wajib dipersiapkan yaitu kandang, bisa berupa kandang kayu ataupun akuarium khusus reptil yang banyak dijual di petshop atau toko penjual perlengkapan hewan. Ukurannya disesuaikan dengan ukuran ular yang mau dipelihara. Disamping bahan serta ukuran kandang, sisi bagian dalam kandang juga harus memperhitungkan habitat si ular.

Contohnya, untuk jenis alboreal (ular yang hidup di pepohonan) bagian dalam kandang ada baiknya dilengkapi dengan ranting pohon. Sedangkan jenis ground atau boreal cukup memakai substrate atau alas kandang dari serbuk gergaji, koran, moss, dan bahan lainnya yang ada di petshop. Untuk pemula, lebih disarankan memakai substrate koran dengan pertimbangan gampang didapatkan dan dibersihkan.

Perlengkapan lainnya, seperti air minum dan pakan sebaiknya selalu siap tersedia. Khusus untuk pakan, sebaiknya diberikan secara stabil tapi tidak terlalu sering dengan patokan sebagai berikut.

  • Ular berukuran 20-50 cm, pakannya bisa berupa pinkies (anakan tikus yang baru lahir) dan cecak.
  • Ular berukuran 60-100 cm, pakannya bisa berupa tikus putih ukuran sedang, rat, kepala ayam, burung puyuh, dan unggas.
  • Untuk ular jenis besar, berukuran 1-4 m pakannya bisa berupa kelinci, ayam, dan bebek.

Banyaknya jumlah pakan yang diberikan disesuaikan dengan ukuran tubuh ular. Selain itu, sediakan juga hidding place atau tempat bersembunyi. Hidding place buatan pabrik banyak tersedia di petshop. Namun, hidding place bisa juga dibuat dari pot yang dilubangi di bagian sisinya sesuai dengan ukuran si ular. Hidding place berguna untuk meminimalisasi tingkat stres ular serta membuat ular merasa nyaman.

Hal lain yang perlu diperhatikan yaitu suhu kandang. Usahakan suhu kandang tidak terlalu panas atau terlalu dingin. Idealnya, suhu ruangan kandang sekitar 30 C. Panas yang cukup dapat membantu ular dalam mencerna makanan dan membuatnya merasa nyaman. Kalau suhu kandang menurun, terutama saat musim hujan, berikanlah lampu tambahan di dalam kandang. Besarnya daya lampu (watt disesuaikan dengan ukuran kandang). Lampu tersebut sebaiknya diletakkan di atas atau di samping kandang supaya ular tak terkena setrum.

Penyakit yang Umum Ditemui pada Ular

  1. Sariawan

Penyakit yang terjadi karena kebersihan kandang kurang terjaga. Gejala yang paling gampang dikenali yaitu terjadinya pembengkakan pada mulut ular, kadang disertai kotoran putih atau jigong disekitar luka tersebut. Apabila tidak segera ditangani, ular menjadi malas makan dan dapat mati kelaparan.

Cara Penanganan

  1. Buka mulut ular memakai sarung tangan karet yang sudah disterilkan, kemudian bersihkan “jigong” dari mulut ular memakai cotton bud atau tisu yang sudah dicelupkan ke dalam cairan antiseptik.
  2. Raba secara perlahan bagian mulut yang bengkak dan pastikan tak ada gigi patah yang tertinggal di dalam mulut.
  3. Lakukan treatment ini secara rutin, minimal dua kali seminggu.
  4. Jagalah selalu kebersihan kandang, karena kandang yang kotor bisa memperlambat proses penyembuhan.
  1. Kulit Kering

Biasanya terjadi dikarenakan kandang ular yang terlalu kering dan tak tersedianya air minum secara berkelanjutan. Gejala penyakit ini di antaranya yaitu kulit ular terlihat kusam serta kering (tidak lembapl, ular cenderung kurus, dan mengalami dehidrasi. Akibatnya, ular akan mengalami kesulitan ketika berganti kulit (sheeding).

Cara Penanganan

Berikan wadah air minum yang lumayan besar di dalam kandang supaya ular dapat berendam di dalamnya.

  1. Pilek

Pilek sering diakibatkan oleh fluktuasi suhu kandang yang terlalu ekstrem (terlalu dingin) atau juga bisa karena tertular oleh ular lain. Gejala awal dapat dilihat dari produksi lendir yang berlebihan di sekitar mulut, hidung basah serta mengeluarkan gelembung, serta terdengar bunyi dengkuran. Dan selanjutnya, ular akan mengalami kesulitan bernapas.

Cara Penanganan

  1. Jauhkan kandang ular yang terserang pilek dengan kandang ular lain untuk menghindari penularan penyakit.
  2. Naikkan suhu kandang. Jangan terlalu panas, cukup hangat saja.
  3. Jemur ular di bawah sinar matahari pagi selama 5-10 menit. Lakukan secara rutin.
  4. Jika terlanjur parah, pakailah obat-obatan yang tersedia di dokter hewan ataupun petshop terdekat.

Tips Agar Ular Tumbuh Sehat

Usahakan menjemur ular sekitar 5-10 menit di bawah sinar matahari pagi minimal seminggu sekali untuk menjaga pencernaan dan memenuhi asupan kalsium.

Kebersihan kandang juga harus diperhatikan. Kandang yang terlalu kotor membuat ular gampang terserang penyakit yang justru berakhir pada kematian. Gantilah alas kandang saat kotor ataupun basah.

Demikianlah artikel tentang Jenis-jenis Ular Peliharaan Dan Cara Perawatannya, semoga artikel ini dapat bermanfaat dan juga dapat menambah wawasan anda tentang dunia ular.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *